Sabtu, 10 April 2010

Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pada tanggal 21 Mei 2002 bertempat di Ruang Rapat Ditjen Binkesmas Departemen Kesehatan RI, telah diselenggarakan suatu Seminar sehari yang mebahas “Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit”.

Penyusunan standar pelayanan ini dilakukan sebagai upaya antisipasi dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut adanya persaingan bebas berskala internasional. Selain itu, masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi mengalami perkembangan yang pesat sehingga manajemen pelayanan gizi perlu disesuaikan.

Tujuan Seminar adalah untuk mendapatkan masukan, saran, dan dukungan dalam rangka menyusun konsep Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Sebagai bahan masukan terdiri dari :
1) Rencana strategik Direktorat Gizi Masyarakat.
2) Standar pelayanan rumah sakit.
3) Tantangan profesi gizi dalam era globalisasi
4) Gizi klinis kaitannya dengan penyakit.
5) Implementasi standar pelayanan gizi di rumah sakit swasta.
6) Review pelayanan gizi di beberapa rumah sakit dan puskesmas.
7) Konsep standar pelayanan gizi rumah sakit.

Keluaran yang dihasilkan berupa:
1. Kesepakatan untuk menyusun Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
2. Terbentuk Tim Kerja Penyusun Standar PGRS.

Peserta seminar terdiri dari:
1. Direktur Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas.
2. Direktur Pelayanan Medik dan Gigi Dasar, Ditjen Pelayanan Medik
3. Direktur Pelayanan Medik dan Gigi Spesialistik, Ditjen Yanmedik
4. Sesditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
5. Sesditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI
6. Direktur Kesehatan Komunitas, Ditjen Binkesmas.
7. Direktur Akademi Gizi Jakarta
8. Direktur SEAMEO-RCCN Universitas Indonesia
9. Kapus Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan LN, Depkes RI.
10.Ketua Konsorsium Pelayanan Medik
11.Ketua Umum PP-PDGMI.
12.Ketua Bidang Profesi PP-PDGMI.
13.Ketua Bidang Standarisasi DPP. PERSAGI
14.Ketua Jurusan Gizi FKM-UI, Depok.
15.Kepala Bagian Gizi FK-UI, Jakarta.
16.Ketua SMF Gizi RSUD Pasar Rebo, Jakarta
17.Direktur RSUD Tangerang, Banten
18.Kepala Instalasi Gizi RSU UKI, Jakarta
19.Kepala Instalasi Gizi RS Sumber Waras, Jakarta
20.Kasubdit di lingkungan Direktorat Gizi Masyarakat, Depkes RI
21.Ketua IDAI , Jakarta
22.Ketua PAPDI , Jakarta

Pembicara
1. Dr. Rachmi Untoro MPH, Direktur Gizi Masyarakat – Depkes RI
2. Dr. Achmad Hardiman, SpKJ, Mars., Direktur Pelayanan Medik dan Gigi Spesialistik Ditjen Pelayanan Medik
3. Dr. Ronald Hutapea MPH, PhD, Kepala Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri, Depkes RI.
4. DR. Widjaja Lukito, Ass. Prof.; SEAMEO-RCCN Universitas Indonesia.
5. Dr. Yohana Titus, Kepala Instalasi Gizi RS Sumber Waras, Jakarta
6. Dr. Anie Kurniawan MSc, Kasubdit Gizi Klinis, Direktorat Gizi Masyarakat
7. Ir. Eman Sumarna MSc, Kasi Bimbingan dan Evaluasi Subdit Gizi Klinis, Dit Gizi Masyarakat.

Kesepakatan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Peserta seminar sepakat untuk meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit
2. Perlu adanya standar PGRS yang berlaku sebagai Standar Pelayanan Minimal di Indonesia
3. Buku pedoman PGRS tahun 1991 yang dikeluarkan oleh Ditjen Yanmedik perlu diperbaharui sesuai dengan perkembangan iptek bidang gizi rumah sakit dan gizi klinis untuk dijadikan standar minimal PGRS.
4. Perlu dibentuk Tim Kecil yang akan menyusun kembali standar PGRS, yang melibatkan komponen terkait dari lintas profesi.
5. Hasil-hasil diskusi pakar pada seminar hari ini (21 Mei 2002) menjadi bahan masukan untuk menyusun standar PGRS termasuk variasi standarisasi pelayanan gizi (basic, moderate, dan advance).
6. Dalam PGRS penyelenggara makanan tidak dipisahkan dari komponen lainnya.
7. Penjelasan istilah, baik itu yang menyangkut indicator penilaian kemajuan PGRS, Asuhan gizi, serta istilah “dapur” dalam buku yang baru.
8. Dalam mekanisme dan alur kerja, sebaiknya menyeluruh sehingga keterkaitan unit lain akan lebih jelas, misalnya unit farmasi.
9. Laboratorium pemeriksaan gizi perlu ditetapkan sebagai standar PGRS. Tempatnya tidak harus berada di bawah instalasi gizi.
10.Perlu adanya “Capacity building” bagi profesi gizi dalam pelayanan Gizi RS.
11.Perlu suatu kerjasama tim lintas profesi di rumah sakit menuju hasil yang maksimal, dan dilakukan evaluasi berkala.
12.FKM-UI bersedia membantu pelaksanaan penelitian dan pengembangan, agar lebih efisien dan lebih komprehensif. FKM-UI juga siap membantu pengembangan SoftWare untuk konseling gizi (saat ini sudah ada NutriSoft.). Berbagai software akan dikaji dan distandarisasi sesuaikan dengan kondisi di Indonesia
13.Untuk pengembangan software, RSUD Pasar Rebo dapat membantu asalkan didukung oleh Pemerintah untuk dijadikan software standar.
14.Ahli gizi lulusan Akademi Gizi, sesuai dengan kurikulum memiliki kemampuan menyusun diit sesuai dengan penyakit, termasuk diit pada komplikasi. Oleh karena itu, peran ahli gizi perlu diposisikan sesuai dengan kemampuan tersebut
15.Kebijakan dalam rangka globalisasi di Indonesia:
a. Belum ada standarisasi profesi, oleh karena itu diharapkan segera dilaksanakan untuk meredam masuknya tenaga profesi asing.
b. Sistem pendidikan kedokteran ataupun profesi lainnya, belum terkait dengan sistem regional (ASEAN), apalagi internasional.
Intinya: kita belum siap menghadapi era globalisasi. Kalau sudah memiliki sistem, tenaga profesi asing yang masuk ke Indonesia harus diuji lebih dahulu sebelum dapat bekerjadi Indonesia. Oleh karena itu kurikulum pendidikan keprofesian pun perlu distandarisasi.
16.Tenaga profesi harus mampu bekerja dengan berlandaskan kompetensi, bukan atas dasar kepentingan pribadi atau lainnya.
17.Konsep equality di Indonesia harus mencakup:
a.Standarisasi profesi
b.Mekanisme control
c.Saling menghargai (konsep kerja tim).
18.Tenaga profesi (termasuk Ahli Gizi) perlu mendapatkan sertifikasi, kalau memungkinkan bertaraf internasional, pelaksanaannya dibawah tanggungjawab organisasi profesi. Persagi, PDGMI, bertanggungjawab untuk melakukan sertifikasi terhadap anggotanya, baik yang akan bekerja di sektor pemerintah maupun swasta.
19.Diperlukan suatu “Core of Competence “ yang dibuat oleh akademisi, serta perlu segera adanya “Register Dietitian”
20.Organisasi profesi harus mandiri. Untuk itu sekretariat rganisasi harus memiliki kantor sendiri dan staf administrasi, sehingga pelaksanaan registrasi, sertifikasi, dan pemberian lisensi dapat dilakukan secara professional.
21.Pembahasan tentang registrasi bagi profesi gizi akan disampaikan pada Kongres Persagi di Jakarta, Juli 2002.

Rencana Tindak Lanjut (RTL)
1. Pertemuan teknis Tim Kecil untuk membahas garis besar out line Standar PGRS (23–24 Mei 2002)
2. Melakukan uji coba (field test) atas penggunaan standar PGRS yang baru.
3. Menyiapkan anggaran untuk pembahasan lanjutan draft Standar PGRS.
4. Sosialisasi standar PGRS ke seluruh wilayah Indonesia.
5. Menyiapkan anggaran untuk produksi dan distribusi buku PGRS.
6. Melakukan evaluasi atas pemakaian buku.
7. Pengembangan standar pelayanan gizi agar diikuti oleh profesi dan akademi untuk mengembangan standar profesi.
8. Membuka forum komunikasi. (Eman Sumarna - Subdit Gizi Klinis, Dit Gizi Masyarakat, Jakarta 28 Mei 2002)

Rabu, 07 April 2010

Contoh Judul Pembuatan KTI Kesehtan GIZI

  1. FAKTOR PENYEBAB DAN YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GIZI KURANG PADA BALITA DI …
  2. PERBANDINGAN METODE PENGGUNAAN ANTROPOMETRI DENGAN BIOKIMIA DALAM PEMERIKSAAN STATUS GIZI SISWA SMA DI …
  3. HUBUNGAN PEKERJAAN DAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DENGAN STATUS GIZI MASYARAKAT DI …
  4. GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG KEBUTUHAN GIZI BALITA DI ....
  5. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI …
  6. PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN PASCA BEDAH DI …
  7. TINJAUAN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DI…
  8. PERBEDAAN ANTARA PETUGAS GIZI YANG MENGGUNAKAN PROSEDUR TETAP TATALAKSANA GIZI DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI …
  9. GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG POLA MENU SEIMBANG DI…
  10. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA BALITA OLEH KADER DI …
  11. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN GIZI DI …
  12. GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIET MAKANAN PADA PENDERITA PENYAKIT THYPOID DI …
  13. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS…
  14. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TBC PADA BALITA YANG MENDAPAT IMUNISASI BCG DI KABUPATEN ……… TAHUN 2008
  15. HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBUTUHAN GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI ....
  16. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI …
  17. KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG ………TAHUN 2008
  18. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……
  19. HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBUTUHAN GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI ....
  20. GAMBARAN DAN SIKAP ORANGTUA YANG MEMILIKI BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI…
  21. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI…
  22. GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG MANFAAT GIZI SEIMBANG DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI...

Sabtu, 20 Maret 2010

Dendeng Ikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dendeng merupakan salah satu produk awetan daging tradisional yang sangat populer di Indonesia. Dendeng adalah lembaran daging yang dikeringkan dengan menambahkan campuran gula, garam, serta bumbu – bumbu lain. Dendeng sebagai salah satu makanan tradisional punya peran berarti dalam perbaikan gizi masyarakat selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng terdapat beberapa kandungan mineral seperti kalsium, fosfor dan besi. Masa simpannya yang lebih lama dibanding daging sapi, membuat dendeng dapat dikonsumsikan kedaerah – daerah yang sangat kurang makanan.
Dendeng dapat dibuat dari berbagai jenis daging ternak. Namun yang umumnya dijumpai dipasaran adalah dendeng sapi. Belakangan ini juga mulai dikenal dendeng ikan, udang, bekicot, dan bahkan keong mas.
Jenis ikan yang biasa dioleh menjadi dendeng adalah ikan air tawar (mujair, nila, dan belut) dan ikan air laut (Japuh, kuning, tembang, kakap dan layaran).
Pada proses pembuatan dendeng, umumnya ditambahkan bumbu – bumbu seperti lengkuas, ketumbar, bawang merah, lada dan bawang putih. Selain itu juga tambahkan gula dan garam. Penambahan gula kelapa dan rempah – rempah pada dendeng memberikan sifat flavor yang khas. Dengan demikian, dendeng dapat dibedakan dengan produk tradisional daging semi basah lain, seperti pemmican, biltong, dan jerky. Dendeng merupakan hasil industri rumah tangga yang diterima luas oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Produk sejenis dendeng juga dihasilkan dinegara – negara lain di Asia. Pada prinsipnya dendeng adalah hasil dari suatu proses kombinasi antara kuning daging dan pengeringan.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dari praktikum ini adalah untuk melakukan praktikum ini adalah untuk melakukan pengamatan dendeng ikan secara organoleptik dan penyimpanan pada 2 perlakuan.

1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktikum ini adalah.
- Untuk mengetahui secara organoleptik dendeng ikan pada awal dan akhir perlakuan
- Untuk mengetahui penyimpanan yang baik pada 2 perlakuan yaitu pada suhu kamar dan pada suhu 10° C selama 30 hari

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Dendeng Ikan
Dendeng ikan manis merupakan hasil pengolahan dan pengawetan dengan cara penggeringan serta penambahan bumbu-bumbu tertentu, sehingga mempunyai rasa yang khas dengan tekstur yang empuk.
Dendeng ikan dapat dibuat dengan rasa manis ataupun asin. Pada pembuatan dendeng ikan manis pemakaian gula pasir / gula merah berkisar antara 15 — 20%
Jenis-jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan dendeng ikan manis benyak sekali, tergantumg dari kondisi perikanan setempat. Hampir semua jenis ikan dari berbagai perairan dapat dibuat menjadi dendeng, kecuali ikan yang terlalu banyak mengandung lemak.
Jenis-jenis ikan tersebut adalah ikan belanak, mujair, kuro, kuniran, japuh, tongkol, tenggiri cucut, udang dan cumi-cumi
1. Cara Pengolahan
a. Ikan Kecil :
- Buang Sisiknya jika bersisik
- Potong Kelapa, Buang isi perut
- Boleh dari bagian perut sampai membentuk kupu - kupu
- Buang duri punggung sampai mendekati ekor
b. Ikan Besar :
- Ikan diambil dagingnya saja kemudian diiris / disayat dengan ukuran panjang 8 - 10 cm, lebar 4 - 5 cm dan tebal sekitar 0.5 cm.
c. Pembuat larutan garam
- Larutan garam dibuat dari 10 liter air dicampur dengan 2 kg kemudian diaduk sampai larut.
d. Pembuatan Bumbu
- Bumbu dan rempah yang telah dipersiapkan dihaluskan. jumlahnya disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan dibuat dendeng. Presentase resep sebaiknya didasarkan atas berat ikan yang telah disiangi atau dipotong - potong.
- Gula dan bumbu halus dicampur sebelum digunakan jika akan membuat dendeng dengan bumbu ekstra maka bumbu yang sudah halus direbus dengan air sebanyak 30 liter ( untuk 100 kg ikan ) dan kemudian disaring. ekstra bumbu digunakan untuk melarutkan gula yang diperlukan. gula dilarutkan sambil dipanaskan dan penggunaannya setelah dingin.
2. Proses Pengolahan Dendeng
a. Penggaraman
- Pengaraman ikan dimasukkan kedalam larutan garam dan direndam selama 15 -30 menit. lama penggaraman sangat tergantung kepada tingkat keasinan produk yang dikehendaki. hasil penggaraman ditiriskan beberapa menit.
b. Perendaman
- Perendaman ikan hasil penggaraman ditata dalam bak plastic sampai merata menutupi alas bak dengan sebagian yang tidal( berkulit menghadap keatas kemudian ditaburi gula dan bagian bumbu. berikutnya ditata lagi ikan seperti diatas sampai menutup ikan yang telah diberi gula dan bumbu, demikianlah seterusnya berlapis - lapis ikan dan gula campur bumbu dan lapisan teratas adalah gula campur bumbu serta diberi papan penutup yang dilengkapi pemberat. lama perendaman 12 - 16 jam.
c. Pengeringan
- Pengeringan, Ikan hasil perendaman ditata diatas para - parad.
d. Penjemuran
- Penjemuran, dengan bagian yang tidak berkulit menghadap keatas. untuk dendeng setelah ikan hasil perendaman ditata diatas para - para ditaburi ketumbar halus dipermukaannya. lama penjemuran sekitar 12 jam, tergantung panas terik matahari. hasil penjemuran dibiarkan dingin sebelum dikemas agar tidak menimbulkan air kondensasi.

Kuring Daging
Daging segar jika dipotong mula-mula berwarna ungu, tetapi lama-kelamaan permukaannya segera berubah menjadi merah terang dan akhirnya cokelat. Terbentuknya warna cokelat ini sering digunakan sebagai petunjuk menurunnya mutu daging.
Daging yang dikehendaki adalah yang selalu dalam keadaan segar dan berwarna merah ceri. Jika warnanya tidak lagi merah, hilanglah pesona daging tersebut. Upaya mempertahankan warna merah daging dilakukan dengan cara kuring. Kuring merupakan suatu cara perlakuan pendahuluan pada daging segar sebelum proses pengawetan selanjutnya dilakukan, seperti untuk pembuatan daging corned (corned beef), daging asap (smoked ham), dendeng (dried meat), sosis, dan lain-lain. Daging yang telah dikuring disebut sebagai green cured meat. Proses kuring bertujuan mengawetkan, mempersiapkan daging pada penggunaan berikutnya, menghambat pertumbuhan mikroba, serta untuk menimbulkan rasa dan flavor yang enak.
Yang dimaksud dengan proses kuring adalah proses penambahan garam, gula, dan sendawa (salpeter). Sendawa mengandung nitrat, yaitu claim bentuk natrium nitrat atau kalium nitrat. Jumlah sendawa yaltdigunakan 200 mg dalam setiap kilogram daging. Penggunaan sendawa secara berlebih dapat menyebabkan terbentuknya senyawa nitrosamin (hasil reaksi antara nitrit dengan amin dari protein) yang bersifat karsinogenik (dapat memicu timbulnya kanker).
Dalam proses kuring, garam dapur berfungsi sebagai pengawet (ion klorida bersifat antibakteri) dan pembangkit cita rasa. Pemakaian garam sekitar 2-3 persen dari berat daging. Gula berfungsi mengurangi rasa asin yang berlebihan akibat penambahan garam, membentuk rasa yang spesifik, serta memperbaiki aroma dan tekstur daging.

Selama proses kuring berlangsung, garam nitrat akan direduksi menjadi nitrit oleh bakteri. Kemudian nitrit akan bereaksi dengan pigmen daging menimbulkan warna merah yang diinginkan, sekaligus untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Kuring dapat dilakukan dengan cara basah atau cara kering. Kuring cara basah dilakukan dengan merendam daging yang akan dibuat dendeng dalam larutan kuring (campuran bahan kuring dengan air) selama periode waktu tertentu. Kuring cara kering dilakukan dengan membaluri daging dengan campuran bahan kuring. Dendeng yang dibuat dengan cara kuring kering memberikan hasil yang lebih empuk, kadar garam NaCl dan nitrat yang lebih tinggi, rasa dan warna yang lebih disukai, serta jumlah bakteri yang lebih kecil dibandingkan dengan dendeng yang diolah dengan kuring basah.
Proses kuring dilakukan sebagai berikut. Mula-mula daging yang akan dikuring dibersihkan dari jaringan-jaringan lain yang tidak dikehendaki, kemudian dicuci bersih dan ditiriskan selama kira-kira 30 menit. Sementara itu, garam, gula, dan sendawa dicampurkan menjadi satu dalam keadaan kering. Campuran tersebut dibalurkan secara merata ke permukaan daging.
Selanjutnya daging ditempatkan dalam baskom dan disimpan dalam lemari es selama beberapa hari. Sambil disimpan, daging dibolak-batik secara teratur agar warna merah seragam dan merata. Apabila diinginkan kuring cara basah, campuran kuring, air, dan daging direndam dalam campuran tersebut.

Bumbu Dendeng
Selain kesegaran dan mutu daging, bumbu merupakan faktor kunci yang menentukan kualitas dan daya terima dendeng. Pembuatan dendeng di Indonesia umumnya menggunakan bumbu garam, gula, Iengkuas, ketumbar, dan bawang merah.
Kadang-kadang ada juga yang menambahkan lada dan bawang putih. Gula yang ditambahkan dapat berupa gula merah maupun gula pasir. Campuran bumbu berguna untuk menambah aroma, cita rasa, dan untuk memperpanjang daya awet. Beberapa jenis rempah telah diketahui mempunyai daya antimikroba.
Ketumbar dapat menimbulkan bau sedap dan rasa pedas yang gurih, sehingga bau tidak sedap pada dendeng dapat dihilangkan. Bawang putih dapat menimbulkan rangsangan tajam dan memacu selera makan.
Gula menambah rasa manis dan kelezatan, mengurangi rasa asin berlebihan akibat penambahan garam, memperbaiki aroma dan tekstur daging. Gula juga berfungsi melunakkan produk dengan mengurangi penguapan.

Pengeringan Dendeng
Dendeng tergolong dalam bahan makanan semi basah (intermediate moisture food), yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50 persen. Kadar air tersebut dapat dicapai melalui proses pengeringan daging yang telah dibumbui.
Pengeringan dendeng dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering buatan (artificial drying). Dibandingkan dengan pengeringan secara alami, pada pengeringan buatan, hasil yang diperoleh menjadi lebih bersih karena terhindar dari kontaminasi (serangga, debu, dip dan proses dapat dikontrol dengan baik (tidak tergantung kepada keadaan cuaca).
Pada pengeringan dendeng, terik matahari atau suhu alat pengering tidak boleh terlalu panas karena permukaan dendeng akan menjadi retak-retak. Sebaliknya, bila sinar matahari kurang panas dan tidak terus-menerus akan menyebabkan kapang mudah tumbuh.
Kecepatan pengeluaran air selama pengeringan dipengaruhi oleh luas permukaan, volume, dan bentuk potongan dagingnya. Potongan daging yang tebal ataupun suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya case hardening, yaitu suatu kondisi ketika bagian luar daging sudah kering, tetapi bagian dalamnya masih - basah.
ini memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak, sehingga daya awet dendeng menjadi berkurang.

BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat, Jumlah dan Fungsi
Alat-alat yang dipakai dalam praktikum ini ialah :
- Timbangan
Fungsinya : untuk menimbang berat bahan
- Kantong plastik
Fungsinya : untuk meletakkan bahan kedalam suhu kamar dan suhu 10oC

3.2. Bahan, Jumlah dan Fungsi
- Bahan : dendeng ikan
- Jumlah : 25 gram
- Fungsi : Untuk mengamati secara organoloptik dan cara penyimpanan yang baik

3.3. Diagram Alir
3.3.1. Analisa Secara Organoleptik
Bahan

Amati, warna, tekstur, aroma dan rasa

Catat hasilnya

3.3.2. Analisa Berat
Bahan

Timbang berat

Catat hasilnya

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan
4.1.1. Analisa Organoleptik
1. Pada awal perlakuan
a. W = coklat
b. A = aroma ikan asin
c. R = manis
d. T = agak keras

2. Pada akhir perlakuan
A. Pada suhu kamar
a. W = coklat
b. A = ikan asin
c. R = agak asin
d. T = agak keras
B. Pada suhu 10oC
a. W = coklat
b. A = ikan asin
c. R = pahit agak asin
d. T = keras

4.1.2. Analisa Berat
No. Jenis perlakuan Hari ke 1 Hari ke 5 Hari ke 10 Hari ke 15 Hari ke 20 Hari ke 25 Hari ke 30
1 Suhu kamar/ ruang 26 g 26 g 26 g 26 g 26 g 26 g 24 g
2 Suhu 10oC/ kulkas 26 g 26 g 26 g 26 g 26 g 26 g 26 g

4.2. Analisa Prosedur
4.2.1. Secara Organoleptik
Mengamati bahan secara organoleptik bertujuan untuk mengetahui bagaimana warna, aroma, tekstur dan rasa dendeng ikan secara utuh, catat hasil dari pengamatan.

4.2.2. Berat
Penimbangan berat dendeng ikan pada awal perlakuan pada suhu kamar dan suhu 10oC bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat dendeng ikan diakhir perlakuan, kemudian catat hasil yang diperoleh.

4.3. Analisa hasil
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada 2 perlakuan penyimpanan yaitu pada suhu kamar dan suhu 10oC selama 30 hari secara organoleptik pada awal perlakuan dendeng ikan berwarna coklat, beraroma ikan asin, rasa manis dan teksturnya agak keras. Dan pada akhir perlakuan pada suhu kamar yang berwarna coklat, aroma ikan asin, rasa agak asin dan teksturnya agak keras. Serta pada akhir perlakuan pada suhu 10oC mempunyai warna coklat muda , aroma ikan asin, rasa pahit sedikit asin, dan teksturnya keras.
Berdasarkan analisa berat, perlakuan pada suhu kamar dari hari pertama sampai hari ke 25 tidak ada perubahan berat yaitu 26 gram sedangkan pada hari ke 30 terdapat pengurangan berat sebesar 2 gram yaitu 24 gram karena terjadi pengurangan atau penyusutan kadar air di dalam dendeng ikan. Dan perlakuan pada suhu 10oC dari hari pertama sampai hari ke 30 tidak mengalami perubahan berat bahan yaitu 26 gram, ini disebabkan karena suhu didalam kulkas yang stabil.

Cara penyimpanan bahan makanan :
1. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.
2. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata ke seluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
3. Penyimpanan didalam lemari es :
Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap.
Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungkin dalam lemari yang berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan.
Lemari tidak boleh terlalu sering di buka, maka dianjurkan lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan.
Penyimpanan makanan kering :
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik;
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab;
c. rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
e. Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (first in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus di keluarkan lebih dahulu

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Jadi pada pengamatan yang telah dilakukan pada 2 perlakuan penyimpanan yaitu pada suhu kamar dan suhu 10oC selama 30 hari bahwa penyimpanan yang baik yaitu penyimpanan yang dilakukan pada suhu kamar.

5.2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan penyimpanan pada dendeng ikan lebih baik dilakukan penyimpanan pada suhu

Laporan Hasil Pengamatan Produk Olahan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Susu adalah cairan berwarna putih yang di sekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Sebagian susu yang dikonsumsi manusia berasal dari sapi. Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air, serta larutan berbagai senyawa, kandungan air didalam susu tinggi sekali yaitu sekitar 87,5 %, karena itu dalam pengolahan makanan, susu digunakan sebagai sumber air juga. Susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi, kadar protein merupakan sumber fosfor yang baik dan sangat kaya akan kalsium. Disamping itu susu tinggin kandungan vitamin A, yang terlarut dalam bagian lemaknya.
Sayuran merupakan makanan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Sayuran berfungsi sebagai sumber karbohidrat, protein, mineral dan vitamin penting. Kandungan kasarnya juga berguna dalam mencegah penyakit kanker seluruh penceernaan. Sayuran pada umumnya bersifat lunak karena kandungan airnya antara 70 – 80, kandungan proteinnya sekirtar 3,5 % dan kadungan lemaknya sekitar 0,5 %. Jaringan tersusun dari sel – sel parenki, permukanya kadang – kadang terlapisi semacam lilin mengkilat dan air atau titik – titik air yang menimpanya segera jatuh tidak mau menempel sifat – sifat ini menunjukkan bahwa susunan atau strukturnya akan lebih mudah mengalami kerusakan.
Buah – buahan umumnya merupakan sumber serat (pibre) yang sanga berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tingginya konsumsi serat dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus. Manfaat buah – buahan bagi kesehatan masyarakat yang belum menempatkan buah – buahan sebagai bagian yang harus ada dalam menu sehari – hari.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk melakukan pengamatan secara organoleptik pada produk olahan, susu, sayur, dan buah.

1.2.2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui secara organoleptik
- Untuk mengetahui manfaat dari produk olahan susu, sayur dan produk olahan susu, sayur dan buah serta kandungan nutrisinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Produk Olahan Susu

A. Yoghurt

Yoghurt atau yogurt adalah dairy product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt yang modern kini didominasi oleh susu sapi. Pembuatan yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat yang menyebabkan tekstur yoghurt menjadi kental. Biasanya yaghurt dijual dengan rasa buah, vanila, atau coklat, tapi ada juga tanpa penambahan rasa (plain).
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dan susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dan bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei dan bifidus.
Karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya.


B. Keju

1. Keju cheddar Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang telah dikenal masyarakat. Keju merupakan suatu sistem koloid jenis emulsi.Menurut Elaine (2006) sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair. Emulsi dapat terbentuk karena adanya koloid lain (emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi. Keju dibuat dengan eara koagulasi (penggumpalan) kasein susu membentuk dadih atau curd (Koswara,2007). Bila tegangan permukaan tinggi antara fasa sebaran dan medium sebaran menyebabkan emulsi terpisah (setiap fasa menggumpal). Disamping menggunakan rennet, penggumpalan kasein dapat juga dilakukan dengan fermentasi bakteri asam laktat. Mayoritas keju dibuat dari susu dengan perlakuan panas atau susu pasteurisasi (baik penuh, rendah lemak, maupun tanpa lemak dan non-pasteurisasi susu. (Koswara,2007). Pasteurisasi merupakan suatu cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan minuman (Pararaja,2008).

C. Keju Krim

Keja krim adalah keju lembut bagaikan mentega, berwarna putih dengan rasa sedikit gurih. Keju krim dibuat dari susu sapi dengan kandungan lemak susu paling sedikit 33% dengan kadar air, tidak lebih dari 55%, dan memiliki antara 4,4 sampai 4,9. Keju krim biasanya dijual dalam kemasan berbentuk persegi empat seperti keju cheddar atau kemasan tube. Beberapa merek menambahkan perasa seperti bawang putih, dill, dan buah zaitun. Keju krim adalah keju muda yang tidak mengalami proses pematangan. Keju krim merupakan bahan utama untuk membuat cheesecake dan berbagai hidangan penutup lain. Keju krim biasanya dimakan sebagai olesan pada Bagel dan dimakan bersama-sama ikan salem asap yang disebut Lox. Keju krim juga enak dimakan dengan cara dioleskan pada roti tawar dan biskuit crackers. Salah satu produk keju yang mulai digemari di Indonesia adalah keju krim. Keju krim adalah salah satu produk keju lunak yang terkoagulasi oleh asam yang berasal dari kultur starter asam laktat, seperti Lactococcus dan Leuconostoc. Penggunaan kultur starter inilah yang menyebabkan harga keju krim mahal karena pembuatan keju menjadi lebih rumit dengan adanya proses peremajaan dan penginokulasian kultur. Untuk itu, penggunaan kultur starter akan digantikan oleh asam organik seperti asam sitrat dan asam asetat. yang diharapkan dapat Asam sitrat dan asam asetat adalah asam-asam organik yang dapat dengan mudah diperoleh dan murah. Penggunaan asam sitrat dan asam asetat diharapkan dapat menekan harga dan meningkatkan efektifitas waktu dalam pembuatan keju krim.

D. Susu Kental Manis

Susu merupakan salah satu jenis minuman yang rnenyehatkan karena kandungan gizinya yang lengkap dan mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup. Air susu sendiri didefinisikan sebagai cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mammae hewan betina. Susu hewan yang umum dikonsumsi ialah susu sapi, susu kambing, dan susu kuda (belakangan ini terkenal sebagai obat yang mujarab). Mula-mula, susu yang diperoleh dari petemakan distandarisasi dengan perbandingan tetap yaitu 9:22 (Iemak:bahan padat bukan lemak) baik dengan penambahan krim maupun susu skim. Setelah mengalami proses pemanasan, pada pembuatan susu kental manis ini ditambahkan sukrosa sehingga kosentrasi sukrosa menjadi 62.5%. Susu segar memiliki kandungan lemak tidak kurang dari 3,25%. Sedangkan kandungan bahan bukan lemak tidak kurang dari 8,25%. Susu sapi ini diperoleh dari hasil perahan sapi sehat. Untuk memperoleh susu segar yang siap diminum, cairan susu tersebut harus dipasteurisasi dulu. Tujuannya untuk membunuh bakteri patogen yang tidak berspora sedangkan bakteri berspora dan tahan panas (termotifill) tidak akan mati.
Pasteurisasi susu bisa dilakukan dalam dua cara yaitu yang pertama, pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat, pemanasan dilakukan sampai suhu 71°C selama 15 sampai 30 detik. Yang kedua, pasteurisasi pada suhu rendah yaitu 62°C dan waktu lama sampai 30 menit.

E. Butter

Butter merupakan produk susu yang dibuat oleh churning segar atau difermantasi krim atau susu. Hal ini umumnya digunakan sebagai penyebaran dan bumbu, serta memasak aplikasi seperti memanggang, membuat saus, dan goreng. Butter consists of butterfat, water and milk proteins. Butter terdiri dari gemuk susu, air dan susu protein. Paling sering dibuat dari sapi susu mentega juga dapat diproduksi dari yang lainnya, mamalia termasuk domba, kambing, kerbau, dan yaks. Garam flavorings dan preservatives kadang ditambahkan ke mentega. Rendering butter memproduksi diklasifikasi mentega atau ghee yang hampir seluruhnya gemuk Butter merupakan emulsi yang masih hangat kuat bila didinginkan, namun softens ke spreable konsisten pada suhu ruangan, dan ke melts sedikit cairan di konsistensi 32 – 35° C (90-95° F). The density of butter is 911 kg/ m3 (1535.5 lb/yd3). The density of butter adalah 911 kg / m3 (1535,5 lb/yd3) warna bergantung pada hewan dan pakan umumnya dimanipulasi dengan makanan.

2.2. Produk Olahan Sayuran

A. Sayuran Kaleng

Kaleng adalah salah satu jenis kemasan makanan yang mulai diperkenalkan pada perang dunia kedua. Kelebihan menonjol dari kemasan ini adalah bisa dilakukannya proses sterilisasi, sehingga makanan yang disimpan di dalamnya menjadi steril, tidak mudah rusak, dan awet. Kerusahan utama yang terjadi pada bahan makanan adalah kerusakan yang disebabkan oleh mikroba. Jasad renik itulah yang menyebabkan makanan jadi bau, busuk, dan bahkan menjadi beracun.
Ketika makanan dimasak, baik direbus, digoreng, dipanggang atau dikukus, maka mikroba yang menyebabkan busuk itu akan mati. Tetapi beberapa mat setelah pemasakan itu mikroba yang lain akan segera datang dan menikmati makanan tersebut. Mikroba adalah makhluk yang sangat kecil, sehingga tidak bisa terlihat oleh mata kecuali menggunakan mikroskop. Mikroba ada di mana-mana, baik di tanah, di udara, bahkan pada tubuh kita sendiri. Seperti halnya hewan, tumbuhan dan manusia, mereka adalah makhluk hidup yang juga membutuhkan makanan dan membuang hajat. Ketika menempel pada sebuah makanan, is akan memakannya dan menghasilkan buangan. Buangan itulah yang berupa bau, busuk, dan racun.
Dalam kemasan kaleng, makanan dapat dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang tinggi pula. Dengan demikian semua mikroba yang hidup bersama makanan tersebut akan mati. Karena kaleng juga ditutup dengan sangat rapat, maka mikroba baru tidak akan bisa masuk kembali ke dalamnya. Oleh karena itu makanan kaleng dapat disimpan hingga dua tahun dalam keadaan baik, tidak busuk, dan tidak beracun. Semua jenis makanan bisa dikemas di dalam kaleng. Mulai dari daging, ikan,sayuran, buah-buahan dan makanan olahan seperti sosis, bumbu nasi goreng hingga sayur lodeh.

B. Sawi Asin

Sawi pada pembuatan sayuran asin difermentasikan secara alami dengan air perekat yang diambil dari air untuk menanak nasi. Fermentasi terjadi dengan pertumbuhan beberapa bakteri asam laktat. Bakteri – bakteri asm laktat seperi Lactobacilus confusus dan Lactobacilus plantarum, Asam laktat, asam asetat, berkontribusi padsa permentasi tenol dan gliserol merupakan hasil dari fermentasi. Glukosa muncul akibat degradasi pati dan maltosa di metabolisir oleh spesies yang tumbuh.
C. Sayur Kering

Pengeringan sayuran dilakuan dengan menggunakan oven cabinet atau cabinet dryer pada suhu 50 - 60 °C. Sayuran kering dapat digunakan sebagai sayuran instan (untuk sup, cap cay, mie, dsb). Rendemenya 3 – 8 % dan rasio penguapan air (kubis, wortel, dan lobak) sebesar 300 – 900 \5. Keuntungan sayuran kering : tahuan lama, nutrisi dan warna dapat diperhankan serta tidak banyak mengalami perubahan, dapat mengembang kembali seperti semula, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanannya mudah.

D. Sayur Beku

Sayuran yang telah melalui proses blansir lalu dimasukkan kedalam kantung pembeku (freeze back) ukuran sekali pakai atau wadah berukuran kecil tertutup rapat. Ukuran kecil dipilih, karena jika berukuran besar maka sayuran akan memebeku menjadi satu hingga sulit dipisahkan. Buang udara yang tersisa dalam kemasan sisakan ruang bagi sayuran untuk memuat, kondisi ini, tidak berlaku pada sayuran brokoli, asparagus, dan kembang kol. Pembekuan sayur relatif lama akan berakibat menurunnya kualitas sayuran.

2.3. Produk Olahan Buah

A. Selai / Jam
Berbagai macam buah-buahan dapat dibuat sebagai bahan pembuat jam terutama pada buah yang mengandung pektin seperti sirsak, nanas dan lain sebagainya. Bila dilakukan pemanasan pektin tersebut akan mengalami gelatinisasi sehingga jam yang dihasilkan akan lebih kental.
Jam merupakan bahan makanan yang kental atau semi padat yang terbuat dari campuran dengan komposisi kurang lebih 45 bagian berat buah dan 55 bagian berat gula. Pemekatan campuran ini harus mempunyai kadar gula yang kurang dari 65%.
Meskipun terdapat berbagai macam jenis merek jam yang di perdagangkan di pasaran, namun tidak semua memiliki mutu yang cukup baik. Untuk memiliki mutu jam yang baik dengan flavour yang harum, maka digunakan campuran buah yang masih setengah matang dan matang, ini bertujuan untuk menambah pektin dan keasaman yang cukup.
Sedangkan pada buah yang sudah matang digunakan untuk memberi flavour yang cukup. Dalam pembauatan jam sirsat, pertama-tama buah sirsat dikupas dan dipisahkan antara daging dan bijinya. Daging buah diblender sampai halus, pemblenderan ini bertujuan agar jaringan-jaringan sel dapat pecah sehinggga bahan menjadi halus dan pektin dapat keluar. Kemudian bubur buah ditimbang diambil seberat 450 gram. Ditambahkan gula sebanyak 550 gram dan dimasak sambil diaduk sampai kental.
Penambahan gula tentunya bertujuan untuk memberi rasa manis dan untuk memperbaiki tekstur serta sebagai pengawet alami. Disamping itu gula memiliki daya larut yang tinggi juga dapat mengikat air sehingga jam menjadi kental.
Pemasakan dalam pembuatan jam harus di perhatikan, agar mendapatkan kematangan yang baik. Bila pemanasan dilakukan terlalu lama akan mengakibatkan jam terlalu keras dan sebaliknya jika terlalu singkat akan menghasilkan jam yang encer.
Pengadukan yang dilakukan pada saat pemasakan bertujuan agar tidak terjadi reaksi karamelisasi karena adanya gula yang dipanaskan. Bila pengadukan tidak rata maka akan didapatkan jam berwarna coklat akibat terjadi reaksi karamelisasi.
Terbentuknya jam juga dipengaruhi oleh pH, bila pH terlalu rendah (asam) akan mneyebabkan sinerensis ( keluar air dari gel), dan bila pH terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya gel jam. pH optimum adalah dengan kisaran 3,10 — 3,46.

B. Selai Jelly

Jelly adalah produk yang jernih dah carah. Jelly dibuat dari jus buah dan gula, dengan penambahan pectin sebagai bahan pengental yang akan membuat tekstur seperti agar - agar. Secara umum, jelly tidak akan mengandung bagian apapun dari buah.

C. Sultana

Sultana (grape) The sultan (juga disebut sultanina atau sultaninini) adalah jenis putih kesip grape dari Turki, Di beberapa negara, juga nama yang diberikan kepada kismis dibuat dari; seperti sultan kismis sering disebut cukup sultanas atau sultanis. Hal ini biasanya lebih besar daripada currants dibuat dari Zante grapes, tetapi lebih kecil dari "biasa" kismis. Sultana kismis yang lembut dan rasa yang unik dan khususnya bagi mereka dicatat kemanisan dan warna emas.

D. Kismis

Kismis adalah yang dikeringkan dan dapat dimakan langsung atau digunakan dalam. Kismis sangat manis karena memiliki konsentrasi yang tinggi, dan jika disimpan lama, gula tersebut akan di dalamnya. Proses ini dapat
menyebabkan kismis menjadi kasar, walaupun tidak berpengaruh bagi penggunaannya.
Dekristalisasi kismis dapat dilakukan dengan merendam dalam cairan (sari buah, atau air mendidih) sebentar untuk melarutkan gula. Zabib merupakan buah kismis yang kering. Kismis (raisin) dibuat dengan cara mengeringkan buah anggur tidak berbiji, terutama dari jenis Vinifera, seperti Thompson Seedless. Anggur jenis tersebut selain tidak berbiji, juga memiliki kulit tipis, serta aroma dan rasa yang sangat manis. Buah tersebut mullah dikeringkan, serta tidak perlu ditambahkan gula sebagai pengawet.

Di California, 95 persen kismis dibuat dari anggur jenis tersebut. Proses pengeringan buah anggur dapat dilakukan secara alami dengan sinar matahari atau menggunakan oven. Proses pengeringan dilakukan hingga mencapai kadar air 15-18 g dan kadar gula 68-70 g per 100 g kismis. Kismis yang baik memiliki warna cokelat kehitaman atau keemasan.

E. Sari Buah (buavita rasa jeruk)

Sari buah jeruk adalah sari buah yang diperoleh dengan memeras atau menentukan isi buah jeruk. Sari buah jeruk kadang – kadang diberi perwarna alami agar warnannya mirip dengan kulit buah jeruk. Sari buah jeruk segar memiliki rasa buah alami dan sedikit asam, dan mengandung banyak vitamin C (asam askorbat).

F. Konsentrasi Buah Jeruk

Konsentrat sari buah merupakan sari buah yang diperkatkan dan berbeda dengan sirup yang merupakan gula yang diperekatkan yang tidak ada manfaat untuk keseahatan keunggulan yang dimiliki produk ini adalah memiliki komposisi sesuai peraturan SII yaitu : konsentrat sari buah jeruk, air, gula pasir, vitamin c dan asam sitrat.

G. Buah Kaleng

Koktil buah dalam kaleng merupakan produk yang dibuat dari campuran tiga jenis buah atau lebih dan atau irisannya, dikemas menggunakan media cair yang sesuai didalam kaleng yang tertutup rapat, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain atau bahan tambahan makanan yang diijinkan dan diproses menggunakan panas untuk mencegah terjadinya kerusakan.

H. Manisan Buah Kering

Manisan buah kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Buah – buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak dan lain – lain.

I. Manisan Buah Basah

Manisan buah basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula. Buah - buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang – kaling dan lain – lain.

BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat, Jumlah dan Fungsi

3.2. Bahan, Jumlah dan Fungsi

1. Bahan
A. Produk olahan susu
- Yoghurt
- Keju Cheddar
- Keju krim
- Susu kental manis
- Butter B. Produk olehan sayur
- Sayur kering
- Sawi asin
- Sayur kering
- Sayur beku

C. Produk olahan buah
- Selai / jam
- Selai jelly
- Sultana
- Kismis
- Sari buah buavita
- Konsentrat sari buah jeruk
- Buah kaleng
- Manisan buah kering
- Manisa buah basah

2. Jumlah
3. Fungsi : Untuk mengawali secara organoleptik pada semua produk olahan susu, sayur dan buah.

3.3. Diagram Alir

3.3.1. Secara Organoletik

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan

4.1.1. Secara Organoleptik

A. Produk Olahan Susu

1. Yoghurt = W = Putih Krim
A = Susu
R = Asam
T = Kental dan lembut
2. Keju Cheddar = W = Putih Susu
A = Susu
R = Asin
T = Keras
3. Keju Krim = W = Putih Krim
A = Susu Sapi
R = Asin
T = Lembek 4. Keju Krim = W = Putih Krim
A = Susu Sapi
R = Asin
T = Lembek

5. Butter = W = Krim
A = Mentega
R = Asin
T = Lembek

B.Produk Olahan Sayur

1.Sayur Kaleng=W=Hijau muda dan layu
A=Kacang polong
R=Kacang polong
T=Lembek 2.Sawi Asin=W=Hijau muda layu
A=Sawi
R=Asin
T=Lembek
3.Sayur Kering=W=Hijau dan orange
A=Sayur
R=Gurih
T=Keras 4.Sayur Beku=W=Hijau,orange,dan
kuning
A=Khas sayur
R=Sayur mentah
T=Sangat keras


C.Produk Olahan Buah
1.Selai/Jam=W=Orange kecoklatan
A=Nanas
R=Nanas
T=Lembek 2.Selai Jelly=W=Coklat
A=Jeruk
R=Pahit
T=Lembek
3.Sultana=W=Coklat kehitaman
A=Anggur
R=Manis
T=Lembek 4.Kismis=W=Coklat kehitaman
A=Anggur
R=Manis
T=Lembek
5.Sari Buah (Buavita)=W=Orange
A=Jeruk
R=Manis
T=Cair 6.Konsentrat Sari Buah Jeruk=W=Orange
A=Jeruk
R=Asam
T=Kental
7.Buah Kaleng=W=Putih
A=Nanas
R=Nanas
T=Kental

9.Manisan Buah Basah=W=Kuning
A=Kedondong
R=Manis
T=Keras 8.Manisan Buah Kering=W=Orange
A=Gula
R=Manis
T=Keras


4.2 Analisa Prosedur

4.2.1 Organoleptik

Mengamati bahan secara organoleptik bertujuan untuk mengetahui bagaimana warna,aroma,rasa dan tekstur semua produk olahan susu,sayur dan buah secara utuh,kemudian mencatat hasil dari pengamatan.


4.3 Analisa Hasil

Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara organoleptik pada hasil olahan susu,sayur dan buah memiliki warna,aroma,rasa dan tekstur yang berbeda.Ini dapat dilihat dari salah satu produk olahan susu seperti:yogurt mempunyai warna putih krim,aroma susu,rasa asam,dan teksturnya kental dan lembut.Dan salah satu produk olahan sayur seperti:sayur kaleng mempunyai warna hijau muda layu,aroma kacang polong,rasa kacang polong dan tekstur yang lembut.Serta salah satu produk olahan buah seprti:selai atu jam yang mempunyai warna orange kecoklatan,aroma nanas,rasa nanas dan teksturnya lembek.

BAB V
PENUTUP

5.1Kesimpulan

1.Susu dan produk olahannya merupakan sumber protein yang tinggi sekitar 3,0 – 3,8% dan sangat baik untuk dikonsumsi masyarakat
2.Susu dan produk olahannya banyak sekali manfaatnya
3.Masing-masing sayuran dan produk olahannya memiliki kandungan gizi berbeda-beda
4.Manfaat sayur berguna untuk mencegah penyakit kanker saluran pencernaan
5.Buah-buahan dan produk olahannya adalah bahan makanan kaya akan vitamin,mineral,lemak,protein dan serat


5.2 Saran

1.Sebaiknya masyarakat mengkonsumsi susu maupun produk olahannya secara teratur karena kandungan zat gizi yang dikandungnya sangat tinggi.Dan diharapkan kepada para ibu rumah tangga untuk memberikan susu maupun produk olahannya kepada anak mereka yang berguna dalam masa pertumbuhannya.
2.Sebaiknya masyarakat mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan maupun produk olahannya secara seimbang setiap hari untuk memelihar kesehatan tubuh.

Cinta Gemini Vs Virgo


Saat Gemini dan Virgo menjalin hubungan asmara, maka sangatlah krusial untuk kelangsungan hubungan keduanya dengan mempelajari apa itu hidup dan cinta. Gemini disimbolkan sebagai kembar dan mampu melihat sebuah permasalahan dengan sudut pandang berbeda. Hubungan asmara ini menjadi kuat ketika Virgo memberikan salah satu dari kembar itu sebuah ikatan emosional yang kokoh. Virgo mungkin terlalu serius dan banyak maunya dibandingkan Gemini.

Pendekatan Virgo dan Gemini mengenai hidup sangat berbeda terutama saat Virgo berubah menjadi kritis dan rewel. Gemini bersikap keras terhadap Virgo yang sangat praktikal. Selain itu Virgo mudah lelah dibandingkan Gemini yang cekatan. Mereka memiliki kapasitas masing-masing untuk mengajarkan pasangannya. Virgo membantu Gemini untuk lebih berpartisipasi aktif dalam menjalani kehirdupan serta melihat lebih dalam tentang ide-ide baru. Gemini membantu Virgo memberikan kesenangan dalam hidup.

Keduanya bernaung di Planet Merkurius (komunikasi). Gemini merepresentasikan aspek maskulin dari Merkurirus, sedangkan Virgo merepresentasikan sifat femininnya. Virgo menginginkan pasangan yang tergantung pada dirinya dan dengan cara itu ia akan memiliki komunikasi yang cukup baik dalam membentuk hubungan asmara yang harmonis. Secara intelektual Gemini lebih fokus daripada Virgo.

Virgo mempunyai simbol Bumi dan Gemini memiliki simbol Udara. Virgo sangat praktikal, terbuka, langsung, dan seksama. Virgo bertanya, "Bagaiamana saya bisa mencapai cita-cita dalam hidup?" sedangkan Gemini tidak suka membuang-buang waktu untuk memfokuskan diri mencapai cita-citanya. Sifat Virgo yang kritis dan Gemini yang tidak ingin terpengaruh bisa menciptakan kemelut di antara mereka. Virgo harus mengerti bahwa sikap Gemini yang genit tidak akan menggangu perasaan mereka khususnya pada hubungan mereka, dan Gemini harus membantu mengembangkan pengertian melalui kata-kata dan perbuatan.

Virgo dan Gemini memiliki simbol berubah-ubah. Keduanya sangat fleksibel, keduanya bisa mengadaptasi jika terjadi sesuatu yang begitu cepat. Akan tetapi keduanya juga bisa plin-plan. Dengan penjabaran dari Gemini secara intelektual dan kegemaran Virgo untuk analisis bisa menjadi sebuah aksi.

Apa aspek terbaik dari hubungan asmara Gemini-Virgo? Rasa aman yang bisa mereka berikan terhadap pasangannya membuat Virgo memberikan Gemini tanggung-jawab menjalankan hubungan yang mereka bangun. Selama keduanya berkomunikasi dengan baik maka hubungan asmara keduanya sangat memuaskan.

Anak Gila2an

Sifat-Sifat Virgo

SIFAT YANG MENONJOL

Kritis, jujur, suka berterus terang dan ringan tangan. Disiplin dan selalu melakukan suatu hal dengan teliti, alias perfeksionis. Tak senang gembar gembor, ia lebih suka bekerja di belakang panggung, tak suka menonjolkan diri. Percaya pada masa depan dan tidak ragu untuk selalu melangkah maju. Bersifat praktis, sensitif, berpikir dengan logika dan pintar. Orang Virgo dikenal cerewet, suka terlalu khawatir dengan sesuatu, punya obsesi besar dan suka banget mengkritik orang lain. Meskipun pandai menyimpan perasaan dan agak pemalu, namun ia pandai bergaul dan berani menegur orang lain bila berbuat hal yang tak berkenan di hatinya. Selain itu juga pandai mengemukakan pendapat-pendapat baru yang patut diperhitungkan. Pendiriannya teguh bagaikan batu karang dan tak mudah memaafkan kesalahan orang serta pendendam.

PERCINTAAN

Suka berhayal muluk-muluk dan berharap mendapatkan kekasih sempurna. Meski ia sering mengkritik penampilan kekasihnya yang kurang memuaskan, namun pada dasarnya ia seorang kekasih yang baik dan penuh pengertian.

Jodoh yang cocok untuk Virgo : Capricornus, Taurus, Scorpio, dan Cancer.

Jodoh yang tidak cocok untuk Virgo : Gemini dan Sagitarius.

PERGAULAN

Sifatnya yang pandai bergaul dan pandai menyesuaikan diri membuatnya disukai dalam pergaulan. Apalagi ia juga seorang yang manis budi dan suka menolong orang tanpa pamrih.

PEKERJAAN

Pantang menyerah, lebih suka melakukan pekerjaan di belakang layar. Untuk mencapai tujuan dan cita-citanya, ia tak mengenal kata lelah dan rela berkorban.

Pekerjaan yang cocok bagi orang Virgo :

Apoteker, Penerbit, Pengacara.

PERKAWINAN

Biasanya perkawinan orang Virgo harmonis dan bahagia, karena ia termasuk orang yang setia dan selalu berusaha bertindak benar. Ia juga bisa menjadi teman hidup yang baik, suka bekerjasama dan penuh pengertian terhadap pasangannya.

REJEKI

Bagus, sifatnya yang rajin dan mau bekerja keras membuat ia selalu berhasil mengatasi kesulitan dalam keuangan. Ditambah lagi ia juga murah hati dan sering berbuat kebaikan, maka rejekinya semakin bersinar.

SUAMI VIRGO

Suka memberi nasehat, agak cerewet, teliti dan suka hidup teratur. Termasuk orang yang berpegang teguh terhadap tradisi, agak pelit dalam hal keuangan. Sering merasa cemas akan kehilangan apa yang sudah diperolehnya.

ISTRI VIRGO

Perasaannya halus, pandai mengatur rumah tangga dan sopan pada siapa saja. Suka dengan kerapian dan kebersihan, dengan keadaan itu, ia akan merasa nyaman tinggal dalam rumahnya.

MASALAH SEKS

Gairahnya hangat dan meluap-luap. Sifatnya yang sangat romantis dan peka, membuat ia suka dengan cumbu rayu yang menghanyutkan sebelum memulai hubungan.

SIFAT-SIFAT POSITIF

Berpendirian teguh, tak kenal kata menyerah, pandai mengambil keputusan yang tepat, banyak akal dan pikiran yang baik dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan. Ia juga termasuk orang yang mau mangelah dan tak mementingkan diri sendiri, ringan tangan dan rendah hati.

SIFAT-SIFAT NEGATIF

Pendendam agak egois, suka mengkritik orang dengan kata-kata pedas. Bila sudah marah bisa mengucapkan kata-kata kasar dan menyakitkan. Bahkan bila merasa disakiti, sulit baginya untuk memaafkan kesalahan orang tersebut dan akan terus menyimpannya dalam hati. Bila sudah menjadi orang kaya dan berhasil, ia cenderung sombong dan enggan berteman dengan orang yang berada di bawahnya. Selain itu, ia juga mau menang sendiri dan suka mencari-cari kesalahan orang lain.

HARI BAIK

Rabu dan Sabtu.